Kamis, 25 Oktober 2012

Pahami Remaja dengan Melihat Kecerdasan yang dimilikinya


PSIKOLOGI REMAJA

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahan yang dialami ga’ sekedar secara psikologis-nya aja. Namun perubahan fisik yang terjadi adalah sebagai gejala primer. Adapun gejala-gejala psikologis yang dialami merupakan  akibat dari perubahan fisik remaja tersebut. Gejala-gejala fisik pada seorang remaja yang berpengaruh pada psikologis remaja antara lain : Aktifnya kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon seksual yang berpengaruh pada pertumbuhan tubuh (bertambahnya panjang, tinggi badan), mulai berfungsinya organ reproduksi remaja, dan tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Sementara itu, Perkembangan psikologis remaja meliputi pembentukan konsep diri remaja, perkembangan intelegensi, peran sosial, peran gender, moral dan religi.
Mengenai Intelegensi, banyak dikemukakan teori-teori oleh para ahli dalam dalam dunia keilmuan. Namun yang paling populer ni... adalah teori tentang Multiple Intelegence (kecerdasan ganda). Teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner (1993, 1999) yang mengatakan bahwa intelegensi itu ga’ hanya satu, melainkan 7 atau 8 macem. Dan tiap orang punya kecondongan masing-masing. Seseorang dapat memiliki satu atau beberapa kekuatan dalam masing-masing jenis intelegensi. Namun ga’ mungkin lho kalo’ satu orang bisa kuat di semua bidang. Jenis-jenis Intelegensi itu antara lain :
1.      Bodily-kinesthetic,
Maksudnya, kecerdasan yang terkait dengan kemampuan dalam menggunakan gerak anggota tubuh. Biasanya dimiliki oleh para penari, olahragawan, tentara, polisi, pemain sirkus,dll.
2.      Interpersonal
Kecerdasan yang terkait dengan hubungan dengan oranglain. Biasanya memiliki perasaan yang peka terhadap sekitar, peka terhadap sifat, perasaan dan motovasi oranglain, memiliki kemampuan kerjasama yang bagus, suka berkelompok, berdiskusi, extravert, terbuka, komunikasinya baik,mudah berempati,dll.
Sangat baik berkarier sebagai sales, marketing, guru, manager,pekerja sosial,dll.
3.      Verbal linguistik
Kecerdasan yang terkait dengan kata-kata / bahasa secara lisan maupun tulisan. Biasanya pandai menulis atau berbicara. Bakat berpidato, menjadi pengacara, penulis, wartawan, filsuf, politisi, penyair, dll.
4.      Logical-mathematical
Kecerdasan dalam menggunakan logika, penggunaan akal, kemampuan abstraksi dengan angka. Biasanya bakat menjadi programmer komputer, peneliti, matematikawan, fisikawan, pakar ekonom dan semua yang terkait dengan logika.
5.      Intrapersonal
Memiliki kemampuan utama : introspeksi dan refleksi diri. Biasanya orang yang memiliki intelegensi intrapersonal yang tinggi tergolong introvert (tertutup). Namun dia paham mengenai dirinya. Paham kekurangan, kelebihan dan keunikan dirinya dibandingkan oranglain. Mampu meramalkan reksi dan emosinya sendiri. Kemampuan ini baik dimiliki oleh para Psikolog, teolog dan penulis.
6.      Visual Spatial
Memiliki kemampuan lebih, dalam hal pengambilan keputusan dalam hal penglihatan dan ruang. Memiliki kemampuan visual yang sangat kuat dan dapat menghasilkan sesuatu yang baru, indah dan artistik dari memorinya tersebut. Atau dengan kata lain, memilki imajinasi yang tinggi. Menurut penelitian, ada gabungannya dengan kemampuan matematika. Biasanya dimiliki senirupa, arsitek, insinyur bangunan.
7.      Musical
Kemampuan lebih dalam bidang musik. Biasanya memiliki nada suara (pitch)yang pas / tidak sumbang, pandai memainkan alat musik, pandai mengarang lagu, Senang mendengarkan musik bahkan saat belajar, lebih mudah menghafalkan sesuatu dengan lagu.  Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para penyanyi, musisi, konduktor, pencipta lagu, guru vokal, guru musik.
8.      Naturalistic
Mengenai teori ini sebagian berpendapat bahwa Naturalistic bukan tergolong intelegensi namun lebih condong kepada minat. Namun sebagian lain mengatakan bahwa kecerdasan Naturalistic memang ada dan berdiri sendiri.
Kecerdasan ini adalah kemampuan berinteraksi dengan alam, baik pengenalan maupun pemeliharaan alam. Biasanya mudah bergaul dengan binatang, mengenali jenis flora dan fauna dengan tepat dan mampu membaca perubahan cuaca. Kemampuan ini baik dimiliki oleh orang 
yang bekerja out door (bukan rumahan, misal : kantoran) misalnya pecinta alam, Insiyur pertanian dan dokter hewan.

Mengetahui teori di atas, merupakan sebuah konsekuensi bagi orangtua, guru atau seorang pendidik untuk dapat cermat mengamati kemampuan yang dimiliki anak didiknya. Jangan memaksakan anak untuk berprestasi atau mencapai point tertinggi pada bidang tertentu jika memang kemampuan yang dimiliki anak bukan pada bidang tertentu itu. Misalnya : Orangtua memaksa anak mendapatkan nilai 100 pada matapelajaran matematika, padahal anak tersebut memiliki kecerdasan utama dalam bidang musik.
Remaja akan menunjukkan bahwa dirinya mampu tanpa bantuan orantua, walaupun sebenarnya belum sepenuhnya mampu, memiliki jiwa yang sedang bergejolak, merupakan masa pencarian jatidiri, masa memperjuangkan kebebasannya. Itu memang sudah menjadi karakteristik remaja. Dalam proses pematangan kepribadian, seorang remaja akan memperjuangkan kemandiriannya. Hal ini dapat dijadikan masukan bagi para orangtua, guru atau pendidik, bahwa dalam sebuah pendidikan anak, terutama pada masa remaja untuk lebih bersifat mengarahkan sesuai dengan kemampuan dan minat yang dimiliki. Bukan memaksa sesuai kehendak orangtua tanpa melihat perasaan psikologis anak.
Menurut penelitian seorang sarjana Psikologi, J. S. Volpe pada 1981 di Washington DC, Amerika Serikat, dihasilkan bahwa perasaan positif remaja terhadap teman lebih besar daripada teradap Ibu atau ayahnya, termasuk perasaan keterbukaan. Jadi, menurut penelitian remaja lebih dapat terbuka dengan teman-temannya dibandingkan dengan orangtuanya. Hal ini dikarenakan terkadang teman dianggap lebih bisa menerima, mudah untuk berinteraksi dan ada unsur kepribadian. Sedangkan dalam hubungannya dengan orangtua, walaupun ada unsur rasa suka dan rasa menghargai namun lebih lebih karena adanya reaksi. Ini menjadikan remaja lebih memilih patuh begitu saja terhadap keinginan orangtua dan tidak mau bersusah-susah. Ya kalu sudah begitu, anak sulit menemukan dirinya sendiri. Sebenarnya SIAPA AKU INI??
Oleh :
Elok Faikoh
Sumber : Buku Psikologi Remaja, Sarlito W. Sarwono

Tidak ada komentar: