Selasa, 11 Desember 2012

Tafsir ayat Pertama


TAFSIR AL MISBAH
Narasumber : Quraish Sihab
Surat Ali Imran

Maksud kata “Ali Imran”,  jika diawali kata “surah” (Surah Ali ‘Imran) dibaca Ali. Namun, jika tidak diawali kata “surah” dibaca Alu ‘Imran dalam bahasa Arab. Jadi jangan pernah menduga bahwa Surah Ali ‘Imran berasal dari nama Ali. Alu atau Surah Ali berarti “keluarga”. Jadi, Alu ‘Imran berarti “keluarga ‘Imran. Surah ini berbicara menyangkut antara lain tentang keluarga ‘Imran. Siapa ‘Imran itu ? ‘Imran adalah suami seorang wanita yang sangat taat kepada Alloh yang bernama Khinna’. Khinna adalah Ibu dari Maryam (Ibu Nabi Isa A.S). Keluarga ‘imran yang termasuk disini antaralain : ‘Imran, istrinya (Khinna), Maryam dan anaknya ( Isa AS ). Bisa diperluas lagi yaitu orang yang memelihara Maryam, yaitu Zakaria.
Tokoh-tokoh ini mempunyai keistimewaan. Terjadi dalam dan melalui diri mereka hal-hal yang luarbiasa. Keluarbiasaan itu menjadi bukti tentang wujud dan kuasa Allah. Oleh karena itu, tujuan surah ini adalah membuktikan kuasa Allah. Misalnya : Bagaimana Khinna yang tua bangka menginginkan anak lelaki namun dianugerahi anak perempuan (Maryam). Tadinya menghendaki anak lelaki supaya bisa berkhidmat mengabdi di gereja, namun karena anak perempuan tradisi gereja tak membolehkan.
Kemudian bagaimana Maryam punya banyak keistimewaan yang terbesar adalah melahirkan anak tanpa sentuhan dari lelaki. Bagaimana Nabi Isa dapat berbicara ketika dalam kandungan. Itu semua keluarbiasaan2. Alloh ingin membuktikan melalui surah ini bahwa Alloh Maha Esa, Maha Kuasa. Ia bisa melakukan hal-hal diluar kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu jangan pernah berputus asa dari rahmat Alloh. Jika ada yang sakit parah, jangan pernah berkata bahwa ia tak akan mungkin sembuh. Jika ada orang yang hidupnya sangat menderita, miskin, jangan pernah beranggapan tidak akan dibantu Alloh. Ini tujuannya, untuk menjelaskan kuasa-kuasa Alloh.
              Lihat ayat pertamanya. Alif Laam Miiim. Apa artinya?
Ulama dulu sebagian berkata bahwa mereka tak tahu artinya, hanya Allah yang tahu makna ayat tersebut. Namun sekarang ditafsirkan,antaralain ayat semacam Alif lam mim ini adalah sebuah tantangan : “Hai, ini lho Al Qur’an terdiri dari ayat-ayat yang mempunyai huruf-huruf Alif, lam dan mim. Coba buat seperti Al Qur’an yang terdiri huruf-hurufnya seperti ini ! Pasti kau tak mampu”

Kamis, 22 November 2012

Cerpen-Cinta Sang Pengemis Ilmu


Yogyakarta, 15 November 2012
CINTA Sang Pengemis Ilmu

Sabtu pagi nan cerah ini hatiku tak banyak ingin berbuat seperti di hari-hariku yang penuh semangat. Sulit tuk dikatakan apa gerangan yang menjadikannya segundah para penyair yang kehabisan kata-kata. Semalam, saat Ustadz menyampaikan penjelasan kitab di kelas pun, seketika itu pikiranku melanglangbuana, merambah ke hutan kebencianku,  mengarungi lautan asmaraku, menyusuri sungai harapanku, dan kurasakan malam itu adalah sebuah kerinduan. Namun di sisi lain, sekali lagi adalah sebuah kebencian. Astaghfirullah.......Konsentrasiku terbelah. Untunglah aku tetap sadar jika ku hanyalah seorang pengemis ilmu yang tak sepantasnya mengabaikan pemberian yang Ustadzku sampaikan. Catatanku pun tak sebanyak malam-malam biasanya aku mengaji. Yang banyak hanyalah luapan-luapan perasaanku yang kuselipkan pada bagian luang buku catatan ngajiku. Hmmm,,malam itu aku sedikit terkalahkan oleh perasaanku sendiri.
Kali ini aku lebih banyak diam, melamun, merenung.
Setahun yang lalu, tepatnya awal usia “status Mahasiswa”ku menginjak semester 3, kuputuskan sebuah pilihan untuk nyantri di sebuah Pondok kecil yang tak jauh dari kampusku kuliah. Semenjak itu pula hari-hariku penuh dengan aktivitas yang seolah membuatku slalu ada bayangan besar yang muncul di setiap kali ku selesai melakukan satu agenda untuk melakukan agenda selanjutnya. Tak hanya itu, semenjak itu pula statusku tlah berubah, MahaSantri. Mahasiswa plus Santri.
            Sebenarnya tak mudah bagiku, bagi teman-teman yang senasib denganku tuk begitu saja mengubah status Mahasiswa kami menjadi MahaSantri. Apalagi jika ingat tuntutan atas status baru ini. Semua serba butuh perjuangan keras. Kami sadar akan hal itu. Terlebih aku. Sejak awal kuputuskan, aku siap akan segala resiko terburuk yang bakal kuterima. Mungkin bagi mereka yang telah berpengalaman menjadi seorang mahasantri, bukan hal yang sulit tuk menyandang status itu. Tapi bagi ku???? Atau kami, yang samasekali belum pernah menyandang status ini pasti merasa hal ini adalah sesuatu yang istimewa, yah, benar-benar istimewa. Bagaimana tidak??? Saat kuliah kami harus konsentrasi dengan kuliah kami. Selasai kuliah, kami masih harus menyimpan rapat-rapat dalam memori kami pesan dosen tuk mempelajari bab selanjutnya. Mau tak mau kami harus punya bacaan. Belum lagi tugas-tugas lain yang harus dikerjakan sebagai bonus tambahan kuliah kami. Kami sangat bersyukur, amat sangat bersyukur. Dosen kami sangat baik dan dermawan. Mereka tak pernah lupa memberi mahasiswanya tugas......, tugas...., dan tugas. Hmmm,,, inilah nikmat pertama yang kami rasakan atas gelar yang kami sandang.
Keluar kampus, mau tak mau kami harus mengambil kendaraan pribadi kami. Kendaraan yang setia menemani kami kemanapun kami pergi, yang tak pernah protes dengan kami jika ia kepanasan atau kehujanan. Sebuah sepeda ontel mini, merk “Jieyang” lawas, dengan lampu kecil di depan dan belakang yang tak dapat nyala, keranjang besi tempat menaruh tas yang karatan, rem yang seret, rantai berkarat yang beruntung tak putus-putus meski telah berusia lama. Ban roda yang sedikit merekah pertanda hampir meletus, belum lagi jika kami kayuh pastilah sangat merdu suaranya. Inilah nikmat kedua kami yang kami rasakan sebagai penyandang status baru kami. Pemilik kendaraan pribadi masa kini yang kami anggap sebagai saksi bisu atas perjuangan kami menuntut ilmu.
 Sepulang kuliah, kami harus mengerjakan kegiatan kami di pondok layaknya para penghuni rumah yang pasti punya cucian kotor, tugas bersih-bersih, dll. Sampai saaatnya jam ngaji sore, kami harus siap-siap kembali menuntut ilmu. Mengaji di Pondok kecil kami. Hunian sederhana tempat kami menetap sekaligus menuntut ilmu agama. Inilah nikmat ketiga kami sebagai penyandang status Mahasantri.
Tak lama kami nikmati nasehat demi nasehat, pelajaran demi pelajaran serta ilmu yang kami dapatkan sepanjang sore hari bersama Ustadz, senja di ufuk barat menyambut dengan bertemankan suara burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya. Sepanjang sore kami slalu mendapatkan pencerahan. Bak seorang pengemis ilmu yang haus akan pengetahuan.
Adzan berkumandang. Saatnya kami melanjutkan aktivitas-ativitas kami, dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai seorang santri, sholat berjama’ah, mujahadah, tadarus Qur’an, hafalan, muthola’ah sampai saatnya bel berbunyi, Teeeeeeeett” Teeeeeeet” Teeeeettt”. Pertanda untuk kami memulai kembali membuktikan cinta kami, cinta seorang pengemis ilmu berstatuskan mahasantri. Mengaji pada setiap malam kecuali malam jum’at. Lelah dan penat pasti selalu ada. Namun, semua terkalahkan oleh rasa cinta kami. Cinta seorang pengemis ilmu.

GubrakKKK !!!!
Aku kaget. Suara buku jatuh tersenggol temanku. Aku tersadarkan dari lamunanku. Untuk kali ini kusudahi perenunganku. Hmmmmm,,,Ya,,Cinta memang butuh perjuangan. Percayalah bahwa perjuangan yang kita lakukan berbanding lurus dengan apa yang akan kita dapatkan. Memang banyak cobaan, masalah, yang akan kami lalui dalam pembuktian cinta kami. Tapi sebuah hukum fisika yang kudapatkan dalam kuliahku tadi sedikit memotivasiku. Bahwa semakin luas penampangnya, maka akan semakin kecil tekanannya. Sebaliknya, semakin kecil luas penampangnya maka akan semakin besar tekanannya.  Itu berarti, seperti kita ketika pandangan kita luas terhadap segala masalah yang kita punya, maka semakin kecil tekanan dalam pikiran kita dan sebaliknya. Tetap semangat, Indah pada Waktunya. ^_^


By : Elok

Ayo Menulis-motivasi bersama


AYO MENULIS...^_^

Motivasi Bersama

Aku ingin menjadi penulis. Ya,, sekedar penulis, tak perlu terkenal.
Aku hanya ingin, dengan tulisan-tulisanku oranglain menjadi dapat inspirasi dalam hidupnya, membangkitkan semangatnya dan dapat ilmu baru.
Aku hanya ingin meluapkan segala unek-unek dalam otakku. Barangkali dengan menulis, tersalurkanlah ide-ideku, terlampiaskanlah rasa penat dalam diriku, atau bahkan terkeluarkanlah bakat terpendamku.
Aku punya sejuta ide. Aku tak mau ideku membusuk begitu saja dalam otakku. Aku sangat yakin, semua ide adalah cemerlang, bagus, kecuali jika ide itu tak dikeluarkan.
Aku ingin sekali menaati perintah tuhanku, menjadi manusia yang sebaik-baik manusia. Yang slalu dapat memberi manfaat bagi lainnya. Mungkin lewat tulisanku, aku mencoba berkarya sekaligus berbagi.
Sekali lagi.......ku katakan.
Aku ingin menjadi penulis !
Terserahlah kau bilang aku penulis kacangan kah, penulis kelas teri kah atau bahkan penulis amatiran.
Yang jelas aku ingin jadi penulis.
Apakah kau tak mau dunia berubah menjadi baik karenamu???
Coba bayangkan, jika semua orang yang pemarah,garang, yang ada di sekitarmu mendadak menjadi lembut, sabar, dan tiba-tiba memberi senyum padamu karna apa yang kau tuliskan mempengaruhi mereka.??? It’s amazing Job bro!!!”
Apa kamu pernah mbayangin, tiba-tiba ada sepeda terbang tanpa bahan bakar lewat di depanmu, dan itu adalah hasil idemu? Great, so great...
Apa kamu pernah berpikir, kalo saja hidup kita ga’ ada tulisan...??? gimana jadinya?
Gimana guru mau ngajar,,? gimana Da’i mau ceramah,,? Gimana Hafidhoh bisa hafal Qur’an,,? gimana pilot ngendaliin pesawat,,? Gimana dokter bisa jadi dokter,,? Gimana presiden bisa jadi presiden? Gimana ada ilmuwan? Gimana............ ???? Gimana...............gitu? It’s impossible without writing.
So ??? Apa yang mau kaliaan lakukan sekarang??
Mau nunda-nunda buat nulis gitu? Mau terus-terusan ngumpetin tu ide di otakmu ? nyampe busuk dimakan rasa malu, minder, malas ? Atau karna ga ada inspirasi??
Ngga usah galau gitu bro,, inspirasi bisa datang kapan saja, dimana saja dari siapa saja dan dari apa aja. Carilah inspirasi lewat buku, bacaan-bacan, atau keluarlah dari pintu rumahmu,,lihatlah sekitar. Barangkali nemu tuh inspirasi. Atau amatilah setiap skenario perjalanan hidupmu pasti ada hikmahnya. Atau lihat orang-orang di sekitarmu. Jika ketemu, langsung aja ikat pake tulisan. Ingat lho, Ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya, sebab ilmu itu bagaikan onta, jika dibiarkan begitu saja maka ia akan lari.
Good Luck”



Kamis, 25 Oktober 2012

Pahami Remaja dengan Melihat Kecerdasan yang dimilikinya


PSIKOLOGI REMAJA

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahan yang dialami ga’ sekedar secara psikologis-nya aja. Namun perubahan fisik yang terjadi adalah sebagai gejala primer. Adapun gejala-gejala psikologis yang dialami merupakan  akibat dari perubahan fisik remaja tersebut. Gejala-gejala fisik pada seorang remaja yang berpengaruh pada psikologis remaja antara lain : Aktifnya kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon seksual yang berpengaruh pada pertumbuhan tubuh (bertambahnya panjang, tinggi badan), mulai berfungsinya organ reproduksi remaja, dan tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Sementara itu, Perkembangan psikologis remaja meliputi pembentukan konsep diri remaja, perkembangan intelegensi, peran sosial, peran gender, moral dan religi.
Mengenai Intelegensi, banyak dikemukakan teori-teori oleh para ahli dalam dalam dunia keilmuan. Namun yang paling populer ni... adalah teori tentang Multiple Intelegence (kecerdasan ganda). Teori ini dikemukakan oleh Howard Gardner (1993, 1999) yang mengatakan bahwa intelegensi itu ga’ hanya satu, melainkan 7 atau 8 macem. Dan tiap orang punya kecondongan masing-masing. Seseorang dapat memiliki satu atau beberapa kekuatan dalam masing-masing jenis intelegensi. Namun ga’ mungkin lho kalo’ satu orang bisa kuat di semua bidang. Jenis-jenis Intelegensi itu antara lain :
1.      Bodily-kinesthetic,
Maksudnya, kecerdasan yang terkait dengan kemampuan dalam menggunakan gerak anggota tubuh. Biasanya dimiliki oleh para penari, olahragawan, tentara, polisi, pemain sirkus,dll.
2.      Interpersonal
Kecerdasan yang terkait dengan hubungan dengan oranglain. Biasanya memiliki perasaan yang peka terhadap sekitar, peka terhadap sifat, perasaan dan motovasi oranglain, memiliki kemampuan kerjasama yang bagus, suka berkelompok, berdiskusi, extravert, terbuka, komunikasinya baik,mudah berempati,dll.
Sangat baik berkarier sebagai sales, marketing, guru, manager,pekerja sosial,dll.
3.      Verbal linguistik
Kecerdasan yang terkait dengan kata-kata / bahasa secara lisan maupun tulisan. Biasanya pandai menulis atau berbicara. Bakat berpidato, menjadi pengacara, penulis, wartawan, filsuf, politisi, penyair, dll.
4.      Logical-mathematical
Kecerdasan dalam menggunakan logika, penggunaan akal, kemampuan abstraksi dengan angka. Biasanya bakat menjadi programmer komputer, peneliti, matematikawan, fisikawan, pakar ekonom dan semua yang terkait dengan logika.
5.      Intrapersonal
Memiliki kemampuan utama : introspeksi dan refleksi diri. Biasanya orang yang memiliki intelegensi intrapersonal yang tinggi tergolong introvert (tertutup). Namun dia paham mengenai dirinya. Paham kekurangan, kelebihan dan keunikan dirinya dibandingkan oranglain. Mampu meramalkan reksi dan emosinya sendiri. Kemampuan ini baik dimiliki oleh para Psikolog, teolog dan penulis.
6.      Visual Spatial
Memiliki kemampuan lebih, dalam hal pengambilan keputusan dalam hal penglihatan dan ruang. Memiliki kemampuan visual yang sangat kuat dan dapat menghasilkan sesuatu yang baru, indah dan artistik dari memorinya tersebut. Atau dengan kata lain, memilki imajinasi yang tinggi. Menurut penelitian, ada gabungannya dengan kemampuan matematika. Biasanya dimiliki senirupa, arsitek, insinyur bangunan.
7.      Musical
Kemampuan lebih dalam bidang musik. Biasanya memiliki nada suara (pitch)yang pas / tidak sumbang, pandai memainkan alat musik, pandai mengarang lagu, Senang mendengarkan musik bahkan saat belajar, lebih mudah menghafalkan sesuatu dengan lagu.  Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para penyanyi, musisi, konduktor, pencipta lagu, guru vokal, guru musik.
8.      Naturalistic
Mengenai teori ini sebagian berpendapat bahwa Naturalistic bukan tergolong intelegensi namun lebih condong kepada minat. Namun sebagian lain mengatakan bahwa kecerdasan Naturalistic memang ada dan berdiri sendiri.
Kecerdasan ini adalah kemampuan berinteraksi dengan alam, baik pengenalan maupun pemeliharaan alam. Biasanya mudah bergaul dengan binatang, mengenali jenis flora dan fauna dengan tepat dan mampu membaca perubahan cuaca. Kemampuan ini baik dimiliki oleh orang 
yang bekerja out door (bukan rumahan, misal : kantoran) misalnya pecinta alam, Insiyur pertanian dan dokter hewan.

Mengetahui teori di atas, merupakan sebuah konsekuensi bagi orangtua, guru atau seorang pendidik untuk dapat cermat mengamati kemampuan yang dimiliki anak didiknya. Jangan memaksakan anak untuk berprestasi atau mencapai point tertinggi pada bidang tertentu jika memang kemampuan yang dimiliki anak bukan pada bidang tertentu itu. Misalnya : Orangtua memaksa anak mendapatkan nilai 100 pada matapelajaran matematika, padahal anak tersebut memiliki kecerdasan utama dalam bidang musik.
Remaja akan menunjukkan bahwa dirinya mampu tanpa bantuan orantua, walaupun sebenarnya belum sepenuhnya mampu, memiliki jiwa yang sedang bergejolak, merupakan masa pencarian jatidiri, masa memperjuangkan kebebasannya. Itu memang sudah menjadi karakteristik remaja. Dalam proses pematangan kepribadian, seorang remaja akan memperjuangkan kemandiriannya. Hal ini dapat dijadikan masukan bagi para orangtua, guru atau pendidik, bahwa dalam sebuah pendidikan anak, terutama pada masa remaja untuk lebih bersifat mengarahkan sesuai dengan kemampuan dan minat yang dimiliki. Bukan memaksa sesuai kehendak orangtua tanpa melihat perasaan psikologis anak.
Menurut penelitian seorang sarjana Psikologi, J. S. Volpe pada 1981 di Washington DC, Amerika Serikat, dihasilkan bahwa perasaan positif remaja terhadap teman lebih besar daripada teradap Ibu atau ayahnya, termasuk perasaan keterbukaan. Jadi, menurut penelitian remaja lebih dapat terbuka dengan teman-temannya dibandingkan dengan orangtuanya. Hal ini dikarenakan terkadang teman dianggap lebih bisa menerima, mudah untuk berinteraksi dan ada unsur kepribadian. Sedangkan dalam hubungannya dengan orangtua, walaupun ada unsur rasa suka dan rasa menghargai namun lebih lebih karena adanya reaksi. Ini menjadikan remaja lebih memilih patuh begitu saja terhadap keinginan orangtua dan tidak mau bersusah-susah. Ya kalu sudah begitu, anak sulit menemukan dirinya sendiri. Sebenarnya SIAPA AKU INI??
Oleh :
Elok Faikoh
Sumber : Buku Psikologi Remaja, Sarlito W. Sarwono